Pembuatan UI Design harus selalu pakai riset?
"Apakah sesimple mengubah bentuk tombol dari kotak menjadi rounded harus menggunakan riset?"

"Terlalu makan waktu enggak sih kalau semua hal harus menggunakan riset?"
Tanggal
Januari 08, 2022
Penulis
Dwinawan
Estimasi
2 menit
Kategori
Product Development
Kata "riset" memang terdengar berat. Begitu mendengar riset langsung terbayang kuisioner, ngobrol dengan partisipan, kualitatif, kuantitatif, dan berbagai proses panjang lain nya.
Berita buruknya bagi kamu yang enggak terlalu suka riset... Semua pembuatan UI Design harus melalui riset.
Dan berita baiknya adalah... enggak semua riset butuh proses yang panjang dan berhari hari. Semuanya tergantung dari tujuan dan latar belakang pembuatan UI Design nya.
• • •
"Guys, beberapa customer komplain ke kita. Mereka kesulitan melakukan checkout"

"Kalau di halaman checkout dikasih fitur live chat bisa enggak? Jika customer kebingungan bisa langsung menghubungi kita."
Apakah untuk hal seperti ini perlu riset? padahal jelas jelas customer nya langsung yang bilang kalau mereka kesulitan. Bukankah sebaiknya langsung dibuat fitur live chat untuk membantu customer saat proses checkout?
Apakah terjadi masalah?
-Ya memang ada masalah di halaman checkout.
Apakah penambahan live chat adalah solusi nya?
-Belum tentu, karena masalah yang sebenarnya belum dicari tahu.
Jadi butuh riset?
-Ya, dan untuk masalah ini riset yang harus dilakukan adalah observe to learn.
Apa itu observe to learn?
-Minta 5 orang untuk melakukan proses pembelian di hadapan kita, saat sampai halaman checkout amati kesusahan yang dihadapi.
-Dari situ kita bisa tahu apa sebenarnya masalah yang terjadi di halaman checkout.
-Mungkin masalahnya adalah tombol checkout yang terlalu berada di bawah atau tombol checkout yang warna nya kurang mencolok sehingga customer kesulitan mencari tombol untuk melanjutkan proses checkout nya.
Riset nya hanya itu?
-Ya, cukup dengan mengamati partisipan kita bisa tahu apa masalah yang sebenarnya dan bisa membuat solusi atau perubahan UI Design yang sesuai dengan masalahnya. Tidak perlu berhari hari bukan riset nya?
"Sometimes feature requests are actually usability issues in disguise"
-Jennifer Aldrich
• • •
"Guys, menurut gue untuk bagian penjelasan ini jarak antar baris nya terlalu rapat. Kayaknya bisa diubah dari line height 22px ke line height 24px"
Apakah untuk hal ini perlu riset?
-Ya, perlu melakukan riset, tapi tidak perlu melibatkan partisipan atau customer.
Karena perubahan line height dari 22 ke 24 tidak akan dirasakan oleh mayoritas customer. Mungkin hanya customer yang punya mata designer yang akan menyadari nya.
Lalu seperti apa riset nya?
-Cukup dengan melakukan diskusi internal saja. Apakah perubahan line height ini sesuai design system? Apakah perubahan line height ini akan mempengaruhi tampilan di halaman lain juga?
• • •
Kesimpulan
Semua pembuatan UI Design perlu riset. Tapi seberapa besar atau seberapa kecil riset yang dilakukan tergantung dengan seberapa besar efek nya bagi bisnis. Semakin besar efek nya bagi bisnis maka perlu riset yang mendalam.
"Jadi inget dulu pernah meluangkan waktu 1 bulan dengan beberapa designer dan beberapa developer untuk membuat sebuah fitur yang rumit tapi ujung ujung nya enggak dipakai oleh customer" 😅
• • •
Seberapa suka kamu dengan artikel ini?